๐™š๐™ซ๐™š๐™ง๐™ข๐™ค๐™ง๐™š.

mereka memiliki rutinitas yang sama ketika sabtu tiba; satu, yang tercipta ketika garis takdir mereka memutuskan untuk berkelindan lewat sejarah panjang bersama mbak dana. kecelakaan dua tahun lalu, dan proses alot untuk melepaskan perempuan itu untuk selamanya. raung, dan keping-keping hatinya yang berserakan bak sampah plastik ibukota. lalu, kumara dan genggam tangan yang menolak mengendur meski hampir binasa. itu cerita lama, tetapi setiap titian langkahnya ialah sesuatu yang akan disimpan di kepala mereka lama.

โ€œbunga mawar? atau anyelir?โ€

sabtu adalah hari keramat untuk mereka. begitu pentingnya, begitu sakral. sebab pada hari sabtu kumara mengemudikan mobilnya untuk menjemput ibu di pasar lama, dan berakhir mengantar mbak dana tiba pada pusaranya. sabtu, ialah awal dari segalanya.

โ€œapapun,โ€ kumara menyahut. jemarinya menyentuh kelopak bunga matahari, dan memaku tatap di sana lamat-lamat.

โ€œkalau bunga tulip?โ€

pada hari sabtu, pula, kumara jatuh cinta. sebab sulit untuk tidak memperhatikan anak itu; duduk di sisi pagar area pemakaman dengan sebatang bunga matahari di tangan. mendung kentara menghujani pundak, ketika anak itu mendongak untuk membalas sapa yang dia lontarkan. lantas, pada dalamnya manik mata, kumara memutuskan untuk terjun dan bersemayam di sana.

โ€œkupikir mbak dana nggak bakal protes, gula-gula.โ€

raung merona hingga ke tulang pipinya. kumara dan segudang panggilan sayang yang tak pernah terdengar biasa, memang bajingan sangat. โ€œapa, sih?โ€

raung meneriakinya bodoh pada hari sabtu, pun. ketika dia memutuskan untuk menyerah tetapi dunia masih teramat sayang padanya. sebab raung melepas belenggu yang merantai kakinya, lantas berlari-lari untuk menyambut lengannya; mbak dana telah diikhlaskan kepergiannya, dengan tekad untuk membuka lembar baru bersama.

โ€œ... kamu kenapa kayak tomat rebus gitu?โ€

โ€œkrisan.โ€ raung berdecak dan memalingkan muka. jauh-jauh dari brengsek tengik ini memang perlu kalau masih ingin hidup lama dengan detak jantung yang tak dipacu saban harinya. ditatapnya itu pot-pot kembang berbeda varian. lantas sembarang mengacung pada bebungaan. โ€œkamu pilih yang mana, deh? bingung.โ€

pada hari sabtu, kumara memutuskan akan merengkuh raga ringkih itu lekat di dalam peluknya; ketika raung sedang tertekan, ketika raung sedang membisu. ketika raung sedang tertawa, ketika raung sedang memamerkan gigi-giginya. ketika raung sedang berduka, ketika raung sedang gembira.

โ€œ๐˜ช ๐˜ค๐˜ฉ๐˜ฐ๐˜ด๐˜ฆ ๐˜บ๐˜ฐ๐˜ถ.โ€

raung menoleh dengan satu alis tertukik naik. jelas tak mendengar, tetapi bukan masalah. kumara masih punya waktu untuk membisikinya apapun. ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ข๐˜ฑ๐˜ถ๐˜ฏ. โ€œapa?โ€

kumara tertawa; jenis yang dikumandangkan kencang hingga terbitlah bulan sabit dari sudut-sudut matanya. agaknya, begitu menyukai rasa bingung yang kentara tampak berenang di bola-bola mata milik raung dengan bebasnya. ah, anak itu memang lucu. ๐˜ข๐˜ฏ๐˜ฅ ๐˜ฉ๐˜ฆ ๐˜ธ๐˜ช๐˜ญ๐˜ญ ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ท๐˜ฆ ๐˜ต๐˜ฉ๐˜ช๐˜ด ๐˜ค๐˜ถ๐˜ต๐˜ฆ ๐˜จ๐˜ถ๐˜บ ๐˜ง๐˜ฐ๐˜ณ ๐˜ข๐˜ด ๐˜ญ๐˜ฐ๐˜ฏ๐˜จ ๐˜ข๐˜ด ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ด ๐˜ฉ๐˜ฆ๐˜ข๐˜ณ๐˜ต ๐˜ญ๐˜ฆ๐˜ต ๐˜ฉ๐˜ช๐˜ฎ ๐˜ต๐˜ฐ.

โ€œbunga matahari satu tangkai, berapa?โ€

โ€œnggak tahu.โ€ raung meningkahi ketus. โ€œtanya mbaknya dong. masa tanya aku?โ€

kumara pikir, ๐˜ด๐˜ฆ๐˜ญ๐˜ข๐˜ฎ๐˜ข๐˜ฏ๐˜บ๐˜ข ๐˜ต๐˜ช๐˜ฅ๐˜ข๐˜ฌ ๐˜ต๐˜ฆ๐˜ณ๐˜ฅ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜จ๐˜ข๐˜ณ ๐˜ฎ๐˜ฆ๐˜ฏ๐˜ข๐˜ฌ๐˜ถ๐˜ต๐˜ฌ๐˜ข๐˜ฏ.

๐™จ๐™๐™ช๐™ช๐™ฎ๐™–, 10.10 am.