๐๐ช๐ฃ๐๐.
jongho menyadari, bahwa semesta senang sekali berkelakar, lantas mengajak bintang-bintang pula untuk menertawakan hidupnya. kali ini, topik terhangat ialah bagaimana dia menghabiskan waktunya mempertanyakan pilihan hidup yang pernah dia ambil di dalam lemari pakaian. terkunci rapat, sebab permainan putar botol mengharuskannya dan siapapun yang leher botol pilihkan, duduk bersembunyi di dalam lemari untuk jangka waktu yang telah ditetapkan. untuk apa persisnya, bercumbu boleh jadi contoh yang paling mudah untuk dipikirkan.
jongho, mengutuk siapapun yang menciptakan permainan bodoh tidak beradab semacam ini. sebab semesta, sekali lagi, menganggap keberuntungannya sebagai sesuatu yang patut untuk dijadikan tontonan, dan mengirimkan jung wooyoung untuk bersarang di pangkuan. ๐ฅ๐ถ๐ข ๐ฑ๐ถ๐ญ๐ถ๐ฉ ๐ฎ๐ฆ๐ฏ๐ช๐ต, choi san teriakkan sebelum memaksa mereka masuk ke dalam. ๐ด๐ช๐ข๐ญ๐ข๐ฏ, jongho sempat merutuk ribut, bahkan meski kedua telinganya memerah diam-diam.
โaku menyimpulkan bahwa situasi kita cukup gawat.โ
jongho menatapnya samar. sebab terperangkap di dalam ruang sempit berpenerangan minim berdua saja dengan lelaki yang kau taksir berat sudah selama berbulan-bulan memang terdengar seperti isu yang membahayakan. lima menit telah berlalu, dan wacana bertukar ludah dengan jemari tangan bergerilya di bawah kaus masih berwujud sebatas angan-angan. wooyoung, sejauh ini hanya menganggap pahanya sebagai kursi cadangan. jongho dan kewarasan, ternyata sudah mulai tertekan.
โterima kasih,โ katanya kalem. meski jantungnya telah berdentum-dentum berisik secara kurang ajar. dia dan organ tubuh menyebalkan itu, memang kurang akur belakangan. โaku perlu diingatkan.โ
wooyoung mengerucutkan bibir. dan di bawah kegelapan, jongho dan manik matanya yang jeli masih tetap dapat melihatnya. oh, menggemaskan sekali. ๐ด๐ช๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐จ, dia pikir. ๐ข๐ฌ๐ถ ๐ด๐ถ๐ฅ๐ข๐ฉ ๐ด๐ช๐ฏ๐ต๐ช๐ฏ๐จ. adalah fakta yang menarik sekali, bahwa dia masih bisa menahan diri untuk tidak meninggalkan kecup ribut pada yang bersangkutan. mengingat jarak antara wajahnya dan wajah wooyoung, tidak sampai berjumlah tiga puluh sentimeter. hela napas yang lebih tua, membuai dahinya lamat-lamat.
โbagaimana kita akan keluar?โ
jongho mengangkat bahunya, dan berusaha meluruskan kaki-kakinya. sebuah upaya ringan untuk melancarkan peredaran darah yang berakhir sia-sia. sebab dengan wooyoung duduk manis di atas pangkuan, energinya tampak menguap tidak berdaya. jadi, dia memilih untuk menatap muka kulit leher wooyoung, dan merana dalam diam.
โjongho,โ
jongho berdengung.
โaku berat, ya?โ
jongho menggeleng. pertanyaan bodoh macam apa barusan? sebab di antara beban barang-barang yang pernah dia bawa ke sana dan kemari, wooyoung jelas yang paling ringan. jongho menduga dia bisa saja duduk diam dengan wooyoung meringkuk di atas pahanya seharian; bahkan meski harus mengorbankan kakinya sendiri terserang kejang otot dan pegal-pegal kemudian.
โhyeong kecil.โ katanya setelah detik-detik dilalui dengan keheningan. tidak pernah dimaksudkan untuk menghina; dia justru menemukan informasi ini sebagai sesuatu yang menggemaskan. layak untuk disimpan dalam memori jangka panjang.
tetapi, wooyoung tentu tidak sependapat. anak itu merajuk, dan memilih bahwa gigitan pada pundak ialah senjata pamungkas yang mengagumkan. jongho mengerang, dan genggaman jemarinya pada kaus di punggung mengerat signifikan. serta merta, membawa wooyoung lebih dekat dalam kungkungan lengan. jarak yang sempat tercipta, nyatanya telah terkikis sempurna. dan di tengah-tengah gelenyar nyeri yang menyerang pada pundak, jongho membeku juga ketika pemahaman singkat melintas cepat di otaknya; mereka, sedang berpelukan.
โmaksudmu apa?โ si kecil yang pemberang, bersungut-sungut dekat dengan telinga. jongho bergidik ngeri sebab hangat udara yang menyapa, membuktikan betapa lemahnya dia di hadapan si pemarga jung dan segala tingkahnya.
โtinggimu tidak juga lebih jauh dariku, jongho.โ
โhyeong,โ jongjo berjengit. โdiam dulu.โ
โkenapa?โ
berbisik-bisik, agaknya dia sudah hampir sampai pada kata menyerah. โ... nanti aku yang susah.โ
โsusah?โ
lingkar lengan, kian mengerat di sekeliling figur si kecil. jongho, sembunyikan rupa dan ekspresi dengan membenamkan wajah pada pundak yang lebih tua. rasanya ... malu sekali.
โdiam dulu.โ
โjongho?โ
โyang berisik ituโdi dalam dadaku, maksudnya. hyeong dengar, 'kan?โ
jeda yang tercipta, rupanya memacu keberaniannya terbang jauh lebih tinggi. sebab setelah tercebur, mengapa tidak berenang sekaligus? kepalang basah dia membocorkan isi hati yang hanya tuhan dan kepalanya saja yang tahu. dan mungkin choi san. atau kim hongjoong. sebab mengutip dari kalimat menyebalkan mereka, dia tampak seperti anak anjing dihadapkan pada kudapan ringan bila berada dekat dengan jung wooyoung. presensi bocah itu, mampu membuatnya gila.
โjongho,โ
โ... ya?โ
โtidak dengar, maaf.โ
mencelos, gugur satu bunga yang bahkan belum mekar sempurna. jongho menghela napas, dan memilih untuk berduka dalam diam. inilah penampikan rasa yang skenarionya pernah dia bayangkan sebelumnya; ketika dia sedang berlatih mengungkapkan cinta pada dinding kamar mandi indekosnya. sudah diduga probabilitasnya, namun tetap menyakitkan ternyata.
โtapi,โ wooyoung terkikik-kikik, dan jongho menahan napas. tidak ingin melambung harap. bahkan, ketika jemari wooyoung yang mungil, bergerak menyentuh pipi; memaksa jongho untuk mendongak, dan segera bertemu tatap. meski masih berkabung karena penolakan yang tak diungkapkan terang-terangan, jongho menyempatkan diri untuk merona juga. karena cinta memang tetap cinta. takkan mudah hilang semata karena baru saja diurungkan bahagianya.
โaku mau dengar lebih dekat.โ
โmaksudnya?โ
tidak mengerti, jongho menelengkan kepala. dia membiarkan wooyoung mendekat, dan meninggalkan kecup ringan pada puncak kepala.
โbegini.โ
layu kembangnya, mekar lagi pelan-pelan. jernih manik mata si pemarga jung, dia pandangi lamat-lamat dengan sayang.
โoh.โ
๐ ๐ก๐๐ช๐จ๐, 11.03 pm.