ππ£ π©ππ πππ§π .
berburuk sangka ialah dosa. sedang berbaik-baik, terasa layaknya menelan kulit durian secara paksa. begitu, dia duduk di bawah selubung gelap tanpa penerangan. meringkuk memeluk hujan, yang datang dari netra. mungkin tuhan sedang menghukum pendosa. sebab lepas petang, hatinya tercabik-cabik lara. mengetahui kebenaran, meski tak memaksa pinta.
βwooyoung?β
kelu, maka tak repot jawab dihaturkan. sebab tenggelam sendirian, dia menduga patut untuk hatinya merasa. untuk lancang mencinta semesta, yang sudah miliki pusat dunia. π΅π¦π΅π’π±πͺ π’π¬πΆ π΅πͺπ₯π’π¬ π΅π’π©πΆ, sisi hatinya berbisik ngilu. lantas, tetap membutakan diri ketika jejak nyata terpampang sejak lama ialah kekejian yang sesungguhnya.
βwooyoung,β
keras kepala, dia. memeluk lutut sebab tak lagi punya muka. tetapi yunho kepalang kokohnya. mengurai kelindan lengan, hingga dagu dia gepit di antara telapak. memaksa dongak, hingga bertemu mata. rasa bersalah, ialah yang wooyoung baca.
βmaafkan aku.β yunho suarakan duka. π¬π’π³π¦π―π’ π₯π°π΄π’ π¬πͺπ΅π’ π΅π¦π³π£πΆπ¬π’, ialah yang wooyoung baca dengan seksama.
βtidak apa.β lirih, wooyoung balas bertukar resah.
βaku tidak tahu π₯πͺπ’ datang.β
wooyoung tertawa. parau, seperti burung gagak dengan berita nestapa. βaku juga tidak tahu kau sudah ada yang punya.β
βbukan yang aku cinta.β
tidak ada beda, logika bersuara. malang, terlampau lirih tenggelam karena lautan asa. datang penuh harap, meski tahu dia sedang mulai menumpuk lagi-lagi, dosa. tetapi kuasa lengan yang berikan suaka, siapa bisa teriakkan penolakan, lagipula?
βyunho,β
βmaafkan aku.β
lantas, jika gelap mengepung mereka dan menjaga rahasia, apa boleh buat jika sekali lagi wooyoung berkelakar dengan semesta.
π π‘ππͺπ¨π, 7.44 pm.